Friday, April 29, 2011

Membuat pupuk kompos, dengan teknik tumpuk dalam bedeng terbuka (open windrows) telah lama dikenal petani dan penggiat lingkungan guna merobah sampah menjadi material baru, pupuk organik, yang sangat penting bagi perawatan lahan pertanian. Namun kini, dengan makin mahalnya lahan serta tuntutan standar kesehatan lingkungan,  teknik bedeng terbuka tersebut telah mulai ditinggalkan, khususnya pada pembuatan pupuk kompos di sumber sampah organik timbul, di perkotaan dan dekat pemukiman. Kebutuhan areal lahan, bagi pembuatan bedeng (3x4) m2 pada tiap 3 m3 (kubik) atau berat 1 ton sampah, di kali jumlah 60 hari proses penguraian,  akan mencapai sekurangnya 720 m2 bagi target pengelolaan sampah 1 ton/ hari secara terus menerus (kontinyu). 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiizcjgPB51RNUV-92701JJhyphenhyphenzQ8W2kADXPYC1djMRVXoPZM93mts0D7-D6HH4kd6fmjWF7sHtL7lTB4Ixe_zdAx6V5zKSmeunKLk3MDrVfTC5D9AcGjXBDRUmWVQLt85FxVitO2CimTsUF/s200/R+Klin+%25285%2529.JPG 

Teknik menggunakan tabung  yang dapat berputar (rotary kiln), digerakan oleh (1) tenaga manusia (manual) mengayuh pedal (RKM 1000L), atau (2). menggunakan mesin penggerak engine (RKE 3000L) serta, (3). menggunakan elektro motor listrik PLN (RKE 1000L) kini menjadi pilihan, Keperluan lahan bagi target 3 m3/ hari sampah, sebagaimana diatas, hanya 1,65 m x 2,9 m dikali 5 (lima) hari penguraian (dekomposisi), atau setara dengan 23,9 m2. Jauh lebih kecil, atau hanya 3 % dibanding 720 m2 diatas. 

Alat mesin Rotary kiln berfungsi menggantikan banyak pekerjaan, dalam  pembuatan kompos teknik bedeng ( tradisional) antara lain pekerjaan pembalikan secara manual, penutupan oleh terpal, mengelola suhu dan kelembaban, mengelola intensitas aerasi, yang kesemua itu seringkali membuat sulit dan membuat lama selesainya penguraian material organik. Denganrotary kiln,  kebutuhan tenaga kerja (operator) bagi pengerjaan pengelolaan kadar air, PH, temperatur, penjagaan porositas dan pengerjaan pengelolaan intensitas aerasi jauh berkurang. penggunaan rotary kiln, tabung berputar, juga menjamin berbagai pengelolaan kondisi lingkungan mikro ( stabilitas PH, intensitas aerasi, stabilitas suhu, dan stabilitas kelembaban) dapat dipertahankan, sehingga dengan itu, penguraian oleh bakteri berlangsung tanpa henti. Penguraian (dekomposisi)  pada tabung berputar,  disertai paket bakteri dan mineral yang tepat berupa aktivator Green Phoskko (GP-1) dan mineral penggembur Green Phoskko (GP-2), akan berlangsung cepat, dari 60 hari pada proses dengan menggunakan teknik bedeng,  menjadi  5 (lima) hari saja, material organik terdekomposisi menjadi pupuk kompos.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsk9wOYWGjosKhjUuvHKBa3pvha-5jlffEde-ljoSIfLlpY1elwwAkY-86-JGvSvsHhioAK4t2Ob_8-y0mOZZzFAFbnUFu_DJqErabMwb3DG9D9g0YRUxsRhlHWAyox3OMBdTlOl9uIHNP/s200/3-3.jpg
Disamping rendah atau hilangnya keluaran polutan, karena pengaturan cairan lindi pada kondisi aerobik, penggunaan  tabung ( rotary kiln) sebagai media proses penguraian, juga memberikan keluaran baru berupa larutan organik, suatu produk bernilai yang memberikan pendapatan ekonomi. Rotary kiln, sebagai usaha menerapkan mekanisasi sepenuhnya pada proses pembuatan kompos atau kegiatan pengolahan sampah organik, telah merobah metoda bedeng (open windrows) menjadi layak sosial, ekonomi, teknik dan lingkungan guna dilaksanakan di perkotaan dan dekat pemukiman masyarakat sekalipun. Bahkan dengan temuan dan inovasi rotary kiln, kini para pengguna pupuk kompos (petani, pengusaha agribisnis, pengusaha perkebunan) kini bisa mendapatkannya secara murah bahkan gratis, tanpa harus membeli lagi, dengan memburu material bahan pembuatan pupuk kompos langsung ke sumbernya. Kawasan komersial penimbul sampah organik ( restoran, hotel, pasar sayuran, pasar induk, foodcourt mall, kantin pabrik) maupun kawasan sosial ( sekolah, rumah sakit) dengan senanghati, bahkan bersedia membayar,  jika sampah yang timbul di lokasinya diambil para pemburu pupuk kompos. *)

No comments:

Post a Comment